:: Permen :: Suatu hari ada seorang ibu membawa anaknya yang kira-kira berusia 4 tahun untuk menghadiri sebuah pesta ulang tahun temannya. Pestanya berlangsung sangat meriah namun si orang ibu ini terus mengeluhkan anaknya yang katanya tidak berani tampil dan pemalu. Setiap diadakan perlombaan selalu ia mendorong-dorong anaknya untuk ikut serta namun sianak tetap saja enggan untuk ikut. Kalapun terpaksa ikut anak ini kerap kali selalu kalah atau berada pada urutan terakhir dari perlombaan. Si ibu yang penuh ambisi ini sepertinya merasa kecewa dengan tingkah laku anaknya yang demikian. Lalu dia menceritakan betapa hebatnya ia waktu masih seusia anaknya dulu. Ia bercerita bahwa dulu dirinya selalu berani mengikuti lomba ia juga selalu menang dalam setiap perlombaan. Dia terus saja bercerita dan terus membandingkan kehebatan dirinya dengan anaknya. Sampai akhirnya pestapun usai. Saat hendak pulang tiba-tiba si tuan rumah menghampirinya. “Hallo sayang, terima kasih ya telah hadir diacara kami. Oh iya, ini sebelum pulang kamu boleh ambil permen ini. Ayo silahkan ambil dengan kedua tanganmu agar kamu dapat banyak. Namun si anak diam saja sambil menatap pemen itu. Si orang tua mulai gusar dan meminta anaknya untuk mengambil permen dengan kedua tangannya, namun kembali si anak tetap diam sambil menatap permen-permen itu. Sampai akhirnya si tuan rumah mengambilkan permen itu dengan tangannya sendiri. Sesampainya dirumah siorang tua kecewa dan mengeluh sambil mengomeli sang anak. “Dasar kamu ini ya, cuma diminta ambil permen saja kok ya tidak berani. Mau jadi apa kamu nanti?” Namun diluar dugaannya anaknya tiba-tiba menjawab, “Aku bukan tidak berani mengambil mami tapi aku ingin mendapatkan permannya lebih banyak. Tangankukan kecil sedangkan tangan tante tadikan jauh lebih besar, jadi aku tunggu saja biar dia yang mengambilkan untukku.” Begitulah kita para orang tua sering kali menghakimi anak kita dengan asumsi dan presepsi-presepsi kita yang sering kali sangat... Jika anda ingin beli berbagai produk kecantikan & kesehatan seperti baju pelangsing dengan harga murah dan terpercaya? Beli aja di sini!
Thursday, August 27, 2015
Jual Grosir Ecer Harga Termurah | :: Permen :: Suatu hari ada seorang ibu membawa anaknya yang kira-kira berusia 4 tahun untuk menghadiri sebuah pesta ulang tahun temannya. Pestanya berlangsung sangat meriah namun si orang ibu ini terus mengeluhkan anaknya yang katanya tidak berani tampil dan pemalu. Setiap diadakan perlombaan selalu ia mendorong-dorong anaknya untuk ikut serta namun sianak tetap saja enggan untuk ikut. Kalapun terpaksa ikut anak ini kerap kali selalu kalah atau berada pada urutan terakhir dari perlombaan. Si ibu yang penuh ambisi ini sepertinya merasa kecewa dengan tingkah laku anaknya yang demikian. Lalu dia menceritakan betapa hebatnya ia waktu masih seusia anaknya dulu. Ia bercerita bahwa dulu dirinya selalu berani mengikuti lomba ia juga selalu menang dalam setiap perlombaan. Dia terus saja bercerita dan terus membandingkan kehebatan dirinya dengan anaknya. Sampai akhirnya pestapun usai. Saat hendak pulang tiba-tiba si tuan rumah menghampirinya. “Hallo sayang, terima kasih ya telah hadir diacara kami. Oh iya, ini sebelum pulang kamu boleh ambil permen ini. Ayo silahkan ambil dengan kedua tanganmu agar kamu dapat banyak. Namun si anak diam saja sambil menatap pemen itu. Si orang tua mulai gusar dan meminta anaknya untuk mengambil permen dengan kedua tangannya, namun kembali si anak tetap diam sambil menatap permen-permen itu. Sampai akhirnya si tuan rumah mengambilkan permen itu dengan tangannya sendiri. Sesampainya dirumah siorang tua kecewa dan mengeluh sambil mengomeli sang anak. “Dasar kamu ini ya, cuma diminta ambil permen saja kok ya tidak berani. Mau jadi apa kamu nanti?” Namun diluar dugaannya anaknya tiba-tiba menjawab, “Aku bukan tidak berani mengambil mami tapi aku ingin mendapatkan permannya lebih banyak. Tangankukan kecil sedangkan tangan tante tadikan jauh lebih besar, jadi aku tunggu saja biar dia yang mengambilkan untukku.” Begitulah kita para orang tua sering kali menghakimi anak kita dengan asumsi dan presepsi-presepsi kita yang sering kali sangat...
Labels:
Elumor,
Murah,
Pelangsing
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment